Adanya pengalaman yang mendekati kematian secara umum diakui, tetapi tidak dipahami. Namun, ribuan, bahkan jutaan, orang mengklaim telah terpengaruh oleh fenomena aneh ini. Selama beberapa dekade, sains mencoba mencari makna dari apa yang pada dasarnya adalah beragam sensasi yang sering kali positif, termasuk perasaan melayang dan adanya cahaya putih terang. Namun, pengalaman yang mendekati kematian juga dapat menimbulkan rasa takut, kecemasan, dan kesan kesendirian yang sangat kuat. Jadi, apa yang terjadi?
Apakah ada penjelasan berdasarkan fakta ilmiah, atau apakah benar-benar ada kehidupan setelah kematian? Klik dan cari tahu apakah ada jawabannya.
Pengalaman mendekati kematian, atau NDE, dapat dijelaskan sebagai pengalaman pribadi yang mendalam dengan kematian, atau kematian yang akan datang. Menurut mereka yang mengklaim telah mengalami pengalaman nyata seperti ini, NDE dapat menampilkan dirinya dalam bentuk perasaan tenang dan tenteram yang luar biasa, atau perasaan sedih dan putus asa yang mendalam.
Pengalaman mendekati kematian dipicu selama masa berbahaya dalam hidup ketika tubuh mengalami cedera. Misalnya, akibat serangan jantung.
Cedera tumpul seperti yang dialami saat terjatuh atau kecelakaan mobil adalah sumber lain dari yang disebut NDE.
Juga ada laporan pasien yang mengalami masa yang mendekati kematian saat dibius dan menjalani operasi selama prosedur yang mengancam jiwa.
Dan beberapa korban koma kemudian terbangun untuk mengingat pengalaman mendekati kematian unik yang mereka alami.
Peristiwa-peristiwa ini memiliki kesamaan yang luas. Biasanya, korban menggambarkan dirinya bebas dari rasa sakit sebelum meninggalkan tubuh fisiknya dan melayang di atas tubuhnya sendiri.
Melihat cahaya terang di ujung terowongan adalah pengalaman yang sering ditemui.
Dan banyak pengalaman mendekati kematian berakhir dengan perasaan dirinya sedang terbang ke luar angkasa.
Mengapa pikiran memberikan sensasi positif dan bahagia kepada orang-orang yang berada dalam situasi yang mengancam jiwa dan selalu menyakitkan tetap menjadi misteri.
Dan bagaimana dengan orang-orang yang mengalami dekat dengan kematiannya justru tidak tenang, melainkan menggambarkannya sebagai pengalaman yang menghancurkan bahkan seperti neraka? Apapun alasannya, apakah sains memainkan peran dalam hal ini?
Bagi para ahli saraf, beberapa jawabannya cukup jelas: pengalaman mendekati kematian ini memiliki dasar neural.
Menurut penelitian yang dilakukan Universitas Kopenhagen, sensasi-sensasi yang terkait dengan pengalaman mendekati kematian, serupa dengan apa yang terjadi dalam otak selama gangguan tidur tertentu.
Penelitian ini, yang dilaporkan oleh ResearchGate dan publikasi lainnya, menunjukkan bahwa masa-masa seperti ada cahaya putih terang dan perasaan tenang yang mendalam memiliki sifat yang serupa dengan gejala yang dialami selama fenomena, yang dikenal sebagai, sleep paralysis.
The Sleep Foundation menggambarkan kelumpuhan tidur sebagai "kehilangan kontrol otot sementara setelah tertidur atau sebelum bangun".
Kondisi ini terkait dengan sejumlah gangguan tidur, terutama intrusi tidur REM/ Rapid Eye Movement (gerakan mata cepat).
Tidur REM memainkan peran penting dalam konsolidasi memori, pemrosesan emosional, perkembangan otak, dan mimpi. Setiap orang yang mengalami intrusi tidur REM juga rentan terhadap kelumpuhan tidur. Itulah mengapa banyak ahli neurologi percaya bahwa NDE memiliki dasar neurologis. Teori ini diperkuat oleh kenyataan bahwa kelumpuhan tidur juga terkait dengan kondisi kesehatan mental tertentu.
Perasaan ini sadar tetapi tidak dapat bergerak sering disertai dengan halusinasi visual atau pendengaran, atau perasaan sesak. Ini bisa menjadi pengalaman yang sangat mengganggu.
Sementara kelumpuhan tidur mungkin bisa menjelaskan mengapa beberapa NDE bersifat negatif, bagaimana sains menjelaskan aspek positif dari pengalaman yang mendekati kematian ini?
Kehangatan dan ketenangan yang terkait dengan NDE positif sering diingat dalam detail yang jelas. Tetapi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, alasan pasti mengapa beberapa orang mengalami pengalaman ini yang cenderung positif daripada yang menyebabkan rasa takut dan kecemasan, masih belum jelas.
Sensasi tambahan yang sering dibagikan oleh mereka yang telah mengalami NDE meliputi pengalaman melihat kembali kehidupan mereka melalui serangkaian potongan cerita serta perasaan waktu yang terdistorsi.
Mereka juga berbicara tentang peningkatan kecepatan berpikir, perasaan keterpisahan, dan penglihatan atau pendengaran yang lebih tajam.
Sekali lagi, untuk menjawab setidaknya beberapa pertanyaan ini, para peneliti cenderung mengacu pada ilmu saraf dan efek gangguan tidur pada otak.
Meskipun NDE adalah fenomena yang kompleks, fenomena ini juga bisa dipicu oleh situasi saat nyawa seseorang tidak dalam bahaya.
Menurut New Scientist, sinkop, atau pingsan, sudah cukup untuk memicu sensasi mirip NDE. Klaim ini, sebenarnya, sudah berlangsung beberapa dekade sejak penelitian tahun 1994 yang dipublikasikan di The Lancet menemukan bahwa pingsan memicu gejala NDE seperti perasaan kedamaian, masuk ke dunia lain, dan dikelilingi oleh cahaya.
Sebagian besar pengamat setuju bahwa NDE yang "baik" bisa memberikan dampak positif pada orang yang mengalaminya. Ini berdasarkan asumsi bahwa ancaman terhadap eksistensi seseorang dapat mendorong mereka untuk memikirkan kembali kehidupan mereka dengan cara yang lebih baik.
Kembali dari "kematian," bisa dikatakan, sering dilaporkan sebagai perubahan hidup yang signifikan dan bermakna secara spiritual. Menemukan bahwa kematian bisa menjadi pengalaman yang penuh kedamaian, dan bahwa ada kehidupan setelah kematian, menjadi pengungkapan yang menghibur bagi mereka yang takut akan kematian.
Seseorang yang mengalaminya, umumnya menjadi lebih reflektif, filosofis, dan lebih teguh dalam hal moral.
Keinginan yang lebih besar untuk membina kasih sayang kepada orang lain dan pada umumnya menjadi lebih menerima, merupakan salah satu ciri kepribadian yang ditemukan pada mereka yang telah mengalami pengalaman mendekati kematian.
Pada akhirnya, ada ruang bagi ilmu pengetahuan dan iman dalam percakapan yang sama tentang pengalaman mendekati kematian.
Memang, beberapa keyakinan rohaniah dan agama tentang kehidupan setelah kematian mencakup deskripsi yang mirip dengan NDE.
Sumber: (University of Copenhagen) (ResearchGate) (Sleep Foundation) (Scientific American) (New Scientist)
Pernah mengalami kejadian yang mendekati kematian? Begini sains menjelaskannya
Apa yang terjadi jika Anda memutuskan untuk tidak meninggal?
HEALTH Tubuh manusia
Adanya pengalaman yang mendekati kematian secara umum diakui, tetapi tidak dipahami. Namun, ribuan, bahkan jutaan, orang mengklaim telah terpengaruh oleh fenomena aneh ini. Selama beberapa dekade, sains mencoba mencari makna dari apa yang pada dasarnya adalah beragam sensasi yang sering kali positif, termasuk perasaan melayang dan adanya cahaya putih terang. Namun, pengalaman yang mendekati kematian juga dapat menimbulkan rasa takut, kecemasan, dan kesan kesendirian yang sangat kuat. Jadi, apa yang terjadi?
Apakah ada penjelasan berdasarkan fakta ilmiah, atau apakah benar-benar ada kehidupan setelah kematian? Klik dan cari tahu apakah ada jawabannya.