© Getty Images

Asal-usul pengakuan dosa -

Asal-usul pengakuan dosa dalam bentuknya di masa kini dapat ditarik kembali hingga setidaknya abad ke-16.

© Getty Images

Kardinal Charles Borromeo (1538–1584) -

Kardinal Charles Borromeo, Uskup Agung Milan dari 1564 hingga 1584, disebut sebagai yang mendesain kamar pengakuan dosa. Selanjutnya dia bersikeras menggunakan pemanggang logam untuk memisahkan antara pendeta dan orang yang mengaku dosa.

© NL Beeld

Katolik dan pengakuan dosa -

Berasal dari biara-biara selama milenial pertama, jauh sebelum munculnya kamar pengakuan dosa Borromeo, pengakuan dosa tidak diwajibkan untuk semua orang Katolik sampai abad ke-13.

© Getty Images

Penyelenggaraan sakramen -

Selanjutnya menjadi praktik yang normal bagi pendeta untuk menyelenggarakan sakramen dalam bentuknya yang privat sambil duduk di kursi di sejumlah bagian gereja. Orang yang mengaku dosa berdiri atau duduk di sampingnya dan berlutut untuk memohon pengampunan dosa.

© NL Beeld

Pengakuan dosa sebagai interogasi -

Sejak tahun 1300-an, pengakuan dosa biasanya dipraktikkan hanya setahun sekali, suatu pemaksaan yang ditegakkan oleh pimpinan-pimpinan Gereja yang mengharapkan para pendeta untuk menginterogasi orang-orang yang mengaku dosa dan mempelajari apakah mereka mungkin sesat.

© Getty Images

Kekuasaan seorang pendeta -

Berkat pengakuan dosa dan kewenangan untuk memberikan pengampunan, seorang pendeta adalah tokoh yang berkuasa di awal abad pertengahan.

© Getty Images

Kebutuhan akan pengakuan dosa -

Dengan mengakui dosa-dosanya, seorang pendeta membuka jalan bagi orang yang mengimani untuk masuk ke surga. Tanpa pengampunan dosa, kematian membawanya dengan kemungkinan untuk memasuki tempat pemurnian dosa, atau lebih parah lagi terkutuk selamanya di neraka.

© Getty Images

Praktik pengakuan dosa -

Tetapi dari sejak sangat awal, praktik pengakuan dosa sangat bervariasi antara pendeta dan orang awam.

© Getty Images

Menjunjung tinggi kerahasiaan pengakuan dosa -

Meskipun welas asih dan pengampunan serta secara teguh menjunjung tinggi rahasia pengakuan dosa ditunjukkan oleh sejumlah biarawan, yang lainnya tidaklah begitu taat.

© NL Beeld

Masa-masa skandal -

Era awal abad pertengahan merekam banyak kejadian ketika para pendeta mengeksploitasi kekuasaan dan informasi yang didapatkannya selama sakramen. Lebih mengkhawatirkan lagi, tuduhan pelanggaran seksual oleh para pendeta mulai terdengar.

© Shutterstock

Peter Damian (sekitar 1007–1073) -

Pendeta Italia abad 11, Peter Damian (pada gambar) menyadari penyalahgunaan kepercayaan dan dia terkenal karena menegur para pendeta dengan tuduhan perilaku yang tidak pantas kepada anak-anak, yang seringkali bermula dengan hubungan antara orang yang mengaku dosa dengan yang menerima pengakuan dosa. Hari ini Damian dipandang sebagai seorang reformis, orang yang mendesak Paus Gregorius VI untuk menangani skandal yang menyelubungi Gereja Katolik di Italia saat itu.

© Getty Images

Penyalahgunaan pengakuan dosa -

Berabad-abad setelahnya, biarawan terkemuka lainnya secara sadar menangani tuduhan penganiayaan fisik terkait pengakuan dosa - Kardinal Borromeo. Kamar pengakuan yang dia rancang memisahkan antara pendeta dan orang yang mengaku dosa, sehingga menghalangi terjadinya kontak fisik.

© NL Beeld

Merancang pengakuan dosa -

Kamar pengakuan dosa Kardinal Borromeo adalah bangunan kayu dengan kompartemen tengah - dimasuki melalui pintu atau korden - dan sang pendeta duduk di situ. Di masing-masing sisi ada bukaan berjeruji untuk pengaku dosa berbicara dan anak tangga untuk mereka bersimpuh.

© NL Beeld

Penggunaan kata confessionale -

Sekitar awal 1600-an kata confessionale dicatat untuk pertama kalinya. Istilah ini awalnya digunakan untuk tempat disemayamkannya seorang martir atau "pengaku iman" (dalam hal ini adalah orang yang menerima atau mengakui Kristus).

© Getty Images

Menyaksikan pengakuan dosa -

Meskipun sang pengaku dapat dilihat oleh orang lainnya, pengaturan pengakuan dosa dari periode ini juga membuat pendetanya bisa dilihat. Hari ini, banyak pendeta yang lebih suka tersembunyi di balik tirai pengakuan dosa.

© Getty Images

Rahasia sakramen -

Selama berabad-abad, pengakuan dosa merepresentasikan kerahasiaan dan kekuasaan misterius Gereja Katolik.

© Getty Images

Penyelidikan dosa secara forensik -

Pendeta dianggap sebagai penginterogasi yang mempersuasi orang umum untuk mengungkapkan rahasia yang mereka seharusnya merasa malu dengannya. Pengakuan dosa telah menjadi semacam penyelidikan dosa secara forensik.

© Getty Images

Kebutuhan untuk bertobat -

Namun demikian pengakuan dosa dipandang sebagai tindakan yang diwajibkan untuk pertobatan dan prasyarat yang penting untuk penebusan dosa dan pengampunan. 

© Getty Images

Hubungan yang dekat dengan Tuhan -

Orang awam memahami bahwa agar mereka bisa menjaga hubungan yang dekat dengan Tuhan, penting bagi mereka untuk mengakui dosa-dosa kepada-Nya segera setelah mereka menyadari bahwa mereka telah melakukan pelanggaran.

© Getty Images

Pengakuan dosa dan Komuni Suci -

Penganut Katolik hari ini masih diwajibkan menerima sakramen ini setidaknya sekali dalam setahun, jika mereka ingin menerima Komuni Suci secara tahunan. Namun semuanya didorong untuk memanfaatkan sakramen tersebut secara berkala dan lebih sering.

© Getty Images

Mengikuti Kitab Hukum Kanonik -

Ini secara khusus jika penganut iman Katolik ingin menerima Komuni Suci sepekan sekali atau setiap hari. Dalam hal ini, mereka harus pergi ke pengakuan dosa setiap kali mereka "sadar akan dosa besar", menurut Kitab Hukum Kanonik.

© Getty Images

Mengakui dosa -

Diyakini bahwa memiliki dosa yang belum diakui dalam kehidupan akan mencegah seseorang untuk memiliki komuni yang benar dengan Tuhan.

© Getty Images

Pengakuan dosa secara massal -

Pengakuan dosa tidak harus berlokasi di gereja. Di sini, orang-orang yang mengimani mengaku dosa menjelang misa yang dirayakan untuk beatifikasi Alvaro del Portillo di Madrid di tahun 2014.

© Getty Images

"Grand Pardon" -

Seorang perempuan mengakui dosa-dosanya kepada seorang pendeta ketika para penganut Katolik menghadiri prosesi keagamaan "Grand Pardon" di tahun 2016 di Sainte-Anne-d'Auray, Prancis barat. Ziarah Katolik ini adalah tradisi Breton yang unik dan telah berlangsung sejak 1625.

© Getty Images

Sri Paus mengaku dosa -

Dan bahkan Paus juga melakukan pengakuan dosa! Di gambar ini, Paus Fransiskus berlutut pada seorang pendeta untuk mengaku dosa selama misa liturgi tobat pada Jumat Minggu Ketiga PraPaskah tahun 2019 di Basilika St. Petrus di Vatikan. 

© Getty Images

Karya seni gerejawi -

Pengakuan dosa terkadang membentuk bagian skema arsitektur gereja. Karya seni gerejawi yang paling mengesankan berasal dari akhir abad 16 hingga abad 17. Kamar pengakuan dosa bersejarah di Katedral Milan mendapatkan desainnya dari karya asli oleh Kardinal Charles Borromeo.

© Shutterstock

Peninggalan dari masa lalu -

Di antara kamar pengakuan dosa yang paling berornamen adalah yang ada di Katedral Toulouse di Prancis. Dibuat dari kayu oak yang dipelitur dari abad 17, kamar ini berada di kapel peninggalan.

© Getty Images

Artifak keagamaan -

Ada juga kamar pengakuan dosa dari kayu walnut abad ke-16 yang berada di Katedral Nevers di Prancis. 

© Getty Images

Pengakuan dosa modern -

Dalam semangat modernisme, kamar pengakuan dosa yang menghiasi lantai Katedral Brasilia di Brazil yang didesain oleh arsitek Oscar Niemeyer, merefleksikan penciptaan kembali pengakuan dosa dalam sekitar 50 tahun terakhir.

Sumber: (National Catholic Reporter) (Oxford Academic) (The Irish Times) (Faith Gazette) (Aleteia) (The Holy See)

© Shutterstock