




























See Also
See Again
© Shutterstock
0 / 29 Fotos
Stratosfer
- Jauh tinggi di atas permukaan Bumi, tepatnya antara enam hingga 30 mil (9,6 hingga 48,2 km), terdapat lapisan atmosfer yang dikenal sebagai stratosfer.
© Shutterstock
1 / 29 Fotos
Lapisan ozon
- Stratosfer adalah tempat bagi sebagian besar ozon Bumi, sebuah gas yang tidak berwarna atau biru pucat yang memainkan peran penting dalam membuat planet kita menjadi layak huni.
© Shutterstock
2 / 29 Fotos
SPF alami
- Lapisan ozon ini berfungsi sebagai perisai pelindung terhadap sinar ultraviolet dari Matahari. Tanpa perlindungan tersebut, maka tidak akan ada kehidupan di Bumi sama sekali.
© Shutterstock
3 / 29 Fotos
Panik!
- Ada kekhawatiran besar pada tahun 1980-an ketika British Antarctic Survey menerbitkan penelitian yang mengkonfirmasi adanya lubang di lapisan ozon.
© Shutterstock
4 / 29 Fotos
Klorofluorokarbon
- Survei tersebut menunjukkan keterkaitan antara kerusakan pada lapisan ozon Bumi dan penggunaan Klorofluorokarbon (CFC), yang ditemukan dalam aerosol dan perangkat pendingin.
© Shutterstock
5 / 29 Fotos
Penemuan dini
- Bahkan dua ilmuwan, Mario Molina (dalam gambar) dan F. Sherry Rowland, sudah menyarankan pada tahun 1974 bahwa CFC dapat menghancurkan lapisan ozon. Sayangnya, hasil kerja mereka ditolak.
© Getty Images
6 / 29 Fotos
CFC dimana-mana
- Penggunaan CFC dalam produk mulai dari kulkas hingga agen pembersih untuk industri meningkat, dan pada pertengahan tahun 1980-an situasinya menjadi sangat berbahaya.
© Shutterstock
7 / 29 Fotos
Tindakan
- Untungnya para pemerintah bergerak cepat pada saat itu dan mengambil langkah-langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk memperbaiki lubang di stratosfer yang berfungsi sebagai SPF alami Bumi.
© Shutterstock
8 / 29 Fotos
Status quo
- Karena alasan itulah kita berhenti mendengar terlalu banyak berita tentang lubang di lapisan ozon tersebut dan efek menghancurkan yang bisa disebabkannya.
© Shutterstock
9 / 29 Fotos
Lega
- Menurut Laura Revell, seorang profesor muda di Universitas Canterbury, Selandia Baru, bahwa "Ini sudah bukan alasan untuk panik seperti dulu."
© Shutterstock
10 / 29 Fotos
Protokol Montreal
- Pada tahun 1987, sebuah kesepakatan global bernama Protokol Montreal diterapkan dengan tujuan melindungi lapisan ozon. Rencananya adalah untuk mengurangi penggunaan zat-zat yang mengurangi lapisan tersebut.
© Shutterstock
11 / 29 Fotos
Sangat efektif
- Protokol Montreal itu sangat efektif: pada tahun 2009, sekitar 98% dari bahan kimia yang disepakati untuk dihilangkan oleh negara-negara tersebut sudah tidak ada lagi.
© Shutterstock
12 / 29 Fotos
Sebab keberhasilannya
- Keberhasilan Protokol Montreal mungkin disebabkan oleh fakta bahwa protokol tersebut mengakui "tanggung jawab bersama namun berbeda" bagi negara-negara maju dan berkembang.
© Shutterstock
13 / 29 Fotos
Sebab keberhasilannya
- Jadwal pengurangan diterapkan secara bertahap dan sebuah dana dipersiapkan untuk menyediakan bantuan keuangan dan teknis bagi negara-negara yang membutuhkannya untuk mematuhi ketentuan.
© Shutterstock
14 / 29 Fotos
Pengganti CFC
- Zat-zat lain lalu diperkenalkan untuk menggantikan CFC, dan beberapa dari zat-zat tersebut sayangnya ternyata juga buruk bagi iklim. Sebagai hasilnya, perjanjian tersebut juga membatasi zat-zat tersebut.
© Shutterstock
15 / 29 Fotos
Disahkan bersama
- Protokol Montreal ditandatangani oleh setiap negara di dunia, menjadikannya satu-satunya perjanjian yang pernah disahkan secara universal. Ini adalah contoh hebat kerja sama internasional untuk lingkungan.
© Shutterstock
16 / 29 Fotos
Pencegahan kanker kulit
- Ada beberapa model penelitian yang menunjukkan bahwa perjanjian tersebut dan amandemen-amandemennya telah membantu mencegah hingga dua juta kasus kanker kulit setiap tahunnya.
© Shutterstock
17 / 29 Fotos
Diakui secara luas
- Saat ini kalangan ilmuwan menerima secara luas bahwa jika dunia dulu tidak melarang CFC, saat ini kita akan berada dalam situasi yang berbahaya.
© Shutterstock
18 / 29 Fotos
Verbatim
- Menurut peneliti pemerintah AS, Susan Solomon, "Sudah cukup banyak diakui bahwa pada tahun 2050, kita akan memiliki lubang-lubang ozon di atas seluruh planet, dan planet ini akan tidak bisa dihuni lagi."
© Getty Images
19 / 29 Fotos
Kabar baik di tahun 2023
- Sebuah laporan PBB tahun 2023 mengatakan tindakan manusia untuk menyelamatkan lapisan ozon ternyata berhasil, dan lapisan pelindung Bumi sedang dalam jalur pemulihan hanya dalam beberapa dekade saja, menurut BBC. Laporan tersebut, yang dihasilkan bersama oleh PBB, AS, dan lembaga-lembaga EU, mengatakan bahwa jika kebijakan saat ini dipertahankan, ozon akan dipulihkan, meskipun pada waktu-waktu yang berbeda di seluruh dunia. Di atas Antartika yang mengalami pengikisan yang paling parah, diperkirakan ozon akan pulih pada tahun 2066; di atas Arktik diperkirakan akan pulih pada tahun 2045; dan di tempat lain seharusnya membutuhkan sekitar dua dekade.
© Getty Images
20 / 29 Fotos
Ke depannya
- Keberhasilan Protokol Montreal diakui secara luas, tetapi para ilmuwan juga menekankan pentingnya memonitor variabel lingkungan secara rutin.
© Shutterstock
21 / 29 Fotos
Gunung merapi
- Masih ada risiko tertentu bagi masa depan stratosfer. Contohnya saja letusan gunung berapi yang besar dapat menyebabkan pengikisan ozon.
© Shutterstock
22 / 29 Fotos
Dinitrogen monoksida
- Dinitrogen monoksida juga dapat merusak lapisan ozon. Gas rumah kaca ini tidak dikendalikan oleh Protokol Montreal, dan emisinya terus meningkat.
© Shutterstock
23 / 29 Fotos
Pembelajaran
- Menurut Revell, "Sangat penting bagi kita agar tetap mengingat pelajaran yang kita petik dari cerita lubang ozon tersebut dan memastikan kita selalu sadar akan apa yang sedang terjadi di stratosfer."
© Shutterstock
24 / 29 Fotos
Paralel
- Menggoda juga untuk membuat perbandingan antara hilangnya lapisan ozon dan krisis perubahan iklim yang kita hadapi pada tahun 2023.
© Shutterstock
25 / 29 Fotos
Perbandingan yang jelas
- Kita mungkin bertanya mengapa pemerintah internasional masih belum menemukan solusi untuk perubahan iklim, mengingat Protokol Montreal menunjukkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan masalah yang sangat kompleks.
© Shutterstock
26 / 29 Fotos
Perbedaan kuncinya
- Penting juga untuk diingat bahwa penyebab utama perubahan iklim adalah bahan bakar fosil, dan bahan bakar fosil ini jauh lebih merata digunakan dan oleh karena itu, juga lebih sulit digantikan dibandingkan CFC.
© Shutterstock
27 / 29 Fotos
Untuk dipikirkan
- Keberhasilan Protokol Montreal adalah bukti besar dari kerja sama internasional bagi lingkungan, tetapi apakah pelajarannya dapat digunakan untuk mengatasi masalah saat ini? Sumber: (BBC) (UN Environment Programme)
© Shutterstock
28 / 29 Fotos
© Shutterstock
0 / 29 Fotos
Stratosfer
- Jauh tinggi di atas permukaan Bumi, tepatnya antara enam hingga 30 mil (9,6 hingga 48,2 km), terdapat lapisan atmosfer yang dikenal sebagai stratosfer.
© Shutterstock
1 / 29 Fotos
Lapisan ozon
- Stratosfer adalah tempat bagi sebagian besar ozon Bumi, sebuah gas yang tidak berwarna atau biru pucat yang memainkan peran penting dalam membuat planet kita menjadi layak huni.
© Shutterstock
2 / 29 Fotos
SPF alami
- Lapisan ozon ini berfungsi sebagai perisai pelindung terhadap sinar ultraviolet dari Matahari. Tanpa perlindungan tersebut, maka tidak akan ada kehidupan di Bumi sama sekali.
© Shutterstock
3 / 29 Fotos
Panik!
- Ada kekhawatiran besar pada tahun 1980-an ketika British Antarctic Survey menerbitkan penelitian yang mengkonfirmasi adanya lubang di lapisan ozon.
© Shutterstock
4 / 29 Fotos
Klorofluorokarbon
- Survei tersebut menunjukkan keterkaitan antara kerusakan pada lapisan ozon Bumi dan penggunaan Klorofluorokarbon (CFC), yang ditemukan dalam aerosol dan perangkat pendingin.
© Shutterstock
5 / 29 Fotos
Penemuan dini
- Bahkan dua ilmuwan, Mario Molina (dalam gambar) dan F. Sherry Rowland, sudah menyarankan pada tahun 1974 bahwa CFC dapat menghancurkan lapisan ozon. Sayangnya, hasil kerja mereka ditolak.
© Getty Images
6 / 29 Fotos
CFC dimana-mana
- Penggunaan CFC dalam produk mulai dari kulkas hingga agen pembersih untuk industri meningkat, dan pada pertengahan tahun 1980-an situasinya menjadi sangat berbahaya.
© Shutterstock
7 / 29 Fotos
Tindakan
- Untungnya para pemerintah bergerak cepat pada saat itu dan mengambil langkah-langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk memperbaiki lubang di stratosfer yang berfungsi sebagai SPF alami Bumi.
© Shutterstock
8 / 29 Fotos
Status quo
- Karena alasan itulah kita berhenti mendengar terlalu banyak berita tentang lubang di lapisan ozon tersebut dan efek menghancurkan yang bisa disebabkannya.
© Shutterstock
9 / 29 Fotos
Lega
- Menurut Laura Revell, seorang profesor muda di Universitas Canterbury, Selandia Baru, bahwa "Ini sudah bukan alasan untuk panik seperti dulu."
© Shutterstock
10 / 29 Fotos
Protokol Montreal
- Pada tahun 1987, sebuah kesepakatan global bernama Protokol Montreal diterapkan dengan tujuan melindungi lapisan ozon. Rencananya adalah untuk mengurangi penggunaan zat-zat yang mengurangi lapisan tersebut.
© Shutterstock
11 / 29 Fotos
Sangat efektif
- Protokol Montreal itu sangat efektif: pada tahun 2009, sekitar 98% dari bahan kimia yang disepakati untuk dihilangkan oleh negara-negara tersebut sudah tidak ada lagi.
© Shutterstock
12 / 29 Fotos
Sebab keberhasilannya
- Keberhasilan Protokol Montreal mungkin disebabkan oleh fakta bahwa protokol tersebut mengakui "tanggung jawab bersama namun berbeda" bagi negara-negara maju dan berkembang.
© Shutterstock
13 / 29 Fotos
Sebab keberhasilannya
- Jadwal pengurangan diterapkan secara bertahap dan sebuah dana dipersiapkan untuk menyediakan bantuan keuangan dan teknis bagi negara-negara yang membutuhkannya untuk mematuhi ketentuan.
© Shutterstock
14 / 29 Fotos
Pengganti CFC
- Zat-zat lain lalu diperkenalkan untuk menggantikan CFC, dan beberapa dari zat-zat tersebut sayangnya ternyata juga buruk bagi iklim. Sebagai hasilnya, perjanjian tersebut juga membatasi zat-zat tersebut.
© Shutterstock
15 / 29 Fotos
Disahkan bersama
- Protokol Montreal ditandatangani oleh setiap negara di dunia, menjadikannya satu-satunya perjanjian yang pernah disahkan secara universal. Ini adalah contoh hebat kerja sama internasional untuk lingkungan.
© Shutterstock
16 / 29 Fotos
Pencegahan kanker kulit
- Ada beberapa model penelitian yang menunjukkan bahwa perjanjian tersebut dan amandemen-amandemennya telah membantu mencegah hingga dua juta kasus kanker kulit setiap tahunnya.
© Shutterstock
17 / 29 Fotos
Diakui secara luas
- Saat ini kalangan ilmuwan menerima secara luas bahwa jika dunia dulu tidak melarang CFC, saat ini kita akan berada dalam situasi yang berbahaya.
© Shutterstock
18 / 29 Fotos
Verbatim
- Menurut peneliti pemerintah AS, Susan Solomon, "Sudah cukup banyak diakui bahwa pada tahun 2050, kita akan memiliki lubang-lubang ozon di atas seluruh planet, dan planet ini akan tidak bisa dihuni lagi."
© Getty Images
19 / 29 Fotos
Kabar baik di tahun 2023
- Sebuah laporan PBB tahun 2023 mengatakan tindakan manusia untuk menyelamatkan lapisan ozon ternyata berhasil, dan lapisan pelindung Bumi sedang dalam jalur pemulihan hanya dalam beberapa dekade saja, menurut BBC. Laporan tersebut, yang dihasilkan bersama oleh PBB, AS, dan lembaga-lembaga EU, mengatakan bahwa jika kebijakan saat ini dipertahankan, ozon akan dipulihkan, meskipun pada waktu-waktu yang berbeda di seluruh dunia. Di atas Antartika yang mengalami pengikisan yang paling parah, diperkirakan ozon akan pulih pada tahun 2066; di atas Arktik diperkirakan akan pulih pada tahun 2045; dan di tempat lain seharusnya membutuhkan sekitar dua dekade.
© Getty Images
20 / 29 Fotos
Ke depannya
- Keberhasilan Protokol Montreal diakui secara luas, tetapi para ilmuwan juga menekankan pentingnya memonitor variabel lingkungan secara rutin.
© Shutterstock
21 / 29 Fotos
Gunung merapi
- Masih ada risiko tertentu bagi masa depan stratosfer. Contohnya saja letusan gunung berapi yang besar dapat menyebabkan pengikisan ozon.
© Shutterstock
22 / 29 Fotos
Dinitrogen monoksida
- Dinitrogen monoksida juga dapat merusak lapisan ozon. Gas rumah kaca ini tidak dikendalikan oleh Protokol Montreal, dan emisinya terus meningkat.
© Shutterstock
23 / 29 Fotos
Pembelajaran
- Menurut Revell, "Sangat penting bagi kita agar tetap mengingat pelajaran yang kita petik dari cerita lubang ozon tersebut dan memastikan kita selalu sadar akan apa yang sedang terjadi di stratosfer."
© Shutterstock
24 / 29 Fotos
Paralel
- Menggoda juga untuk membuat perbandingan antara hilangnya lapisan ozon dan krisis perubahan iklim yang kita hadapi pada tahun 2023.
© Shutterstock
25 / 29 Fotos
Perbandingan yang jelas
- Kita mungkin bertanya mengapa pemerintah internasional masih belum menemukan solusi untuk perubahan iklim, mengingat Protokol Montreal menunjukkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan masalah yang sangat kompleks.
© Shutterstock
26 / 29 Fotos
Perbedaan kuncinya
- Penting juga untuk diingat bahwa penyebab utama perubahan iklim adalah bahan bakar fosil, dan bahan bakar fosil ini jauh lebih merata digunakan dan oleh karena itu, juga lebih sulit digantikan dibandingkan CFC.
© Shutterstock
27 / 29 Fotos
Untuk dipikirkan
- Keberhasilan Protokol Montreal adalah bukti besar dari kerja sama internasional bagi lingkungan, tetapi apakah pelajarannya dapat digunakan untuk mengatasi masalah saat ini? Sumber: (BBC) (UN Environment Programme)
© Shutterstock
28 / 29 Fotos
Apakah masih ada lubang di lapisan ozon?
Yang mengejutkannya, beritanya tidak begitu buruk!
© Shutterstock
Sekitar pergantian abad ke-21, banyak percakapan tentang lingkungan berpusat pada lubang di lapisan ozon. Ada kepanikan yang wajar setelah pada tahun 1980-an ditemukan bahwa beberapa bahan kimia buatan manusia menyebabkan pengurangan lapisan pelindung Bumi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, percakapannya lebih banyak tentang perubahan iklim; kita hampir tidak mendengar apa-apa lagi tentang lapisan ozon. Yang membuat kita bertanya-tanya: apa yang sebenarnya terjadi pada lubang di lapisan ozon?
Penasaran? Klik terus galeri ini untuk mempelajari semuanya.
RECOMMENDED FOR YOU




































MOST READ
- Last Hour
- Last Day
- Last Week
-
1
LIFESTYLE Perkembangan pribadi
-
2
MOVIES Film
-
3
CELEBRITY Scientology
-
4
-
5
LIFESTYLE Exercise
-
6
LIFESTYLE Olahraga
-
7
TRAVEL Wisata mewah
-
8
LIFESTYLE Dekorasi
-
9
LIFESTYLE Relik
-
10
LIFESTYLE Astrologi