



























See Also
See Again
© Shutterstock
0 / 28 Fotos
Catatan sejarah
- Pembakaran tubuh manusia secara spontan pernah terjadi sebelumnya. Menurut catatan, pertama kalinya dilaporkan terjadi pada tahun 1470, ketika seorang ksatria Italia bernama Polonus Vorstius dikatakan telah terbakar secara spontan.
© Shutterstock
1 / 28 Fotos
Sejarah ksatria Abad Pertengahan
- Namun, hal ini tidak didokumentasikan secara resmi hingga seorang dokter Denmark, Thomas Bartholin, mencantumkannya dalam bukunya yang berjudul Historiarum Anatomicarum Rariorum, hampir 200 tahun kemudian.
© Shutterstock
2 / 28 Fotos
Kejadian alami yang tidak dapat diprediksi
- Pada tahun 1725, seseorang dituduh membunuh pasangannya, Nicole Millet. Namun, dia dibebaskan setelah pernyataan seorang ahli bedah. Pengadilan memutuskan bahwa insiden tersebut terjadi karena pembakaran manusia secara spontan (SHC) dan menganggapnya sebagai peristiwa ilahi.
© Shutterstock
3 / 28 Fotos
Bangsawan Italia
- Pada tahun 1731, sebuah insiden terjadi yang melibatkan seorang bangsawan Italia yang diidentifikasikan sebagai korban SHC. Kejadian susulan pun lalu terjadi, seperti yang dialami seorang pria Inggris pada tahun 1744.
© Reuters
4 / 28 Fotos
Alkohol dalam campuran
- Konsumsi alkohol merupakan faktor identik dalam semua kasus tersebut, mendorong komunitas ilmiah untuk menyelaminya lebih lanjut.
© Shutterstock
5 / 28 Fotos
Hipotesa
- Suatu hipotesis diajukan dalam jurnal The Philosophical Transactions of the Royal Society of London, mengusulkan bahwa kombinasi gas, limbah usus, dan alkohol-lah yang menyebabkan fenomena pembakaran spontan pada individu-individu tersebut.
© Shutterstock
6 / 28 Fotos
'Bleak House'
- Novel 'Bleak House' karya Charles Dickens mencantumkan kasus pembakaran manusia secara spontan dalam ceritanya, yang mengukuhkan keyakinan masyarakat abad ke-19 terhadap fenomena ini.
© Shutterstock
7 / 28 Fotos
Analisa
- George Lewes, seorang filsuf dan kritikus sastra, menyatakan ketidakpuasannya terhadap 'Bleak House' dalam sebuah surat kabar, dengan mengatakan bahwa novel tersebut mendukung gagasan yang tidak mungkin secara ilmiah.
© Shutterstock
8 / 28 Fotos
Mary Reeser
- Pada tahun 1951, seorang janda berusia 67 tahun, Mary Reeser, dilaporkan meninggal akibat SHC di apartemennya di St. Petersburg, Florida.
© iStock
9 / 28 Fotos
Fokus media
- Kasus ini menarik perhatian media karena nihilnya bukti yang menciptakan atmosfer misteri.
© iStock
10 / 28 Fotos
FBI
- FBI menemukan bahwa kematian Mary Reeser tidak disebabkan oleh SHC, tetapi ini baru terungkap beberapa tahun kemudian.
© Getty Images
11 / 28 Fotos
Jack Angel
"
- Pada tahun 1974, seorang pedagang keliling bernama Jack Angel mengatakan bahwa dia terbakar secara spontan.
© Shutterstock
12 / 28 Fotos
Penyintas
- Dia menyatakan bahwa dia menemukan luka bakar di tangan, dada, dan kaki, dan area lainnya ketika terbangun.
© Shutterstock
13 / 28 Fotos
Salah?
- Seorang skeptis dan penyelidik fenomena paranormal bernama Joe Nickell dalam bukunya yang berjudul 'Real-Life X-Files: Investigating the Paranormal,' luka Angel disebabkan oleh air mendidih.
© Shutterstock
14 / 28 Fotos
Michael Faherty
- Pada tahun 2010, seorang pria berusia 76 tahun bernama Michael Faherty meninggal secara tragis dalam kebakaran di tempat tinggalnya di Galway, Irlandia. Kejadian ini menyerupai kasus-kasus sebelumnya yang diduga sebagai pembakaran manusia secara spontan.
© Shutterstock
15 / 28 Fotos
Kasus SHC terkonfirmasi di zaman modern
- Dr. Ciaran McLoughlin menentukan bahwa kematian Michael Faherty disebabkan oleh SHC.
© Shutterstock
16 / 28 Fotos
Detailnya
- Untuk mengkremasi tubuh manusia, diperlukan suhu sekitar 1400 sampai 1800°F (760 hingga 982°C).
© Shutterstock
17 / 28 Fotos
Bagaimana kremasi mengubah tubuh menjadi abu?
- Dalam kasus-kasus SHC, tubuh biasanya berubah menjadi abu, kecuali tangan dan kaki yang sering kali ditemukan tidak rusak.
© Shutterstock
18 / 28 Fotos
Lingkungan yang tidak berubah
- Bagaimana kasus pembakaran oleh SHC dapat dijelaskan ketika lingkungan di sekitar orang tersebut sering kali tidak terpengaruh?
© Shutterstock
19 / 28 Fotos
Klarifikasi
- Sebuah teori yang dikenal sebagai "wick effect" (efek sumbu) dapat menjelaskan pertanyaan ini.
© iStock
20 / 28 Fotos
Fenomena sumbu (Wick effect)
- Teori ini mengusulkan bahwa tubuh dapat mengonsumsi lemaknya sendiri hingga mencapai titik pembakaran total.
© iStock
21 / 28 Fotos
Bebas lemak
- Ini akan menjelaskan fenomena tubuh yang terbakar dalam waktu yang lama tetapi tangan dan kaki yang mengandung sedikit lemak tetap utuh. Teori sumbu mengusulkan bahwa bahkan sumber panas kecil, seperti abu rokok, dapat menembus kulit dan memulai pembakaran.
© iStock
22 / 28 Fotos
Studi dengan babi
- Dr. John de Haan dari Institut Kriminal California melakukan eksperimen dengan menggunakan jaringan babi karena mirip dengan jaringan manusia dalam hal kandungan lemak. Tujuannya adalah untuk memvalidasi teori sumbu.
© Shutterstock
23 / 28 Fotos
Ketosis
- Peneliti Brian J. Ford mengusulkan teori alternatif, mengaitkan tingginya kadar aseton yang terjadi selama ketosis sebagai kemungkinan penyebab SHC.
© iStock
24 / 28 Fotos
Kimia
- Tubuh menggunakan lemak (keton) sebagai bahan bakar saat kekurangan glukosa, yang menghasilkan aseton yang sangat mudah terbakar.
© iStock
25 / 28 Fotos
Bola petir
- Sebuah hipotesis lain mengusulkan bahwa bola petir dapat menjadi biang kerok yang menyebabkan manusia terbakar. Bola petir adalah kejadian misterius yang melibatkan bola petir yang melayang. Orang-orang biasanya mengklaim menyaksikan fenomena ini dalam jarak yang dekat dengan badai petir.
© iStock
26 / 28 Fotos
Sindrom Stevens-Johnson
- Sindrom Stevens-Johnson adalah reaksi alergi yang tidak umum, yang dapat menyebabkan timbulnya luka bakar dan melepuh. Akibatnya, sindrom ini telah disarankan sebagai kemungkinan penjelasan untuk SHC, meskipun tidak menyebabkan pembakaran manusia secara menyeluruh.
© iStock
27 / 28 Fotos
© Shutterstock
0 / 28 Fotos
Catatan sejarah
- Pembakaran tubuh manusia secara spontan pernah terjadi sebelumnya. Menurut catatan, pertama kalinya dilaporkan terjadi pada tahun 1470, ketika seorang ksatria Italia bernama Polonus Vorstius dikatakan telah terbakar secara spontan.
© Shutterstock
1 / 28 Fotos
Sejarah ksatria Abad Pertengahan
- Namun, hal ini tidak didokumentasikan secara resmi hingga seorang dokter Denmark, Thomas Bartholin, mencantumkannya dalam bukunya yang berjudul Historiarum Anatomicarum Rariorum, hampir 200 tahun kemudian.
© Shutterstock
2 / 28 Fotos
Kejadian alami yang tidak dapat diprediksi
- Pada tahun 1725, seseorang dituduh membunuh pasangannya, Nicole Millet. Namun, dia dibebaskan setelah pernyataan seorang ahli bedah. Pengadilan memutuskan bahwa insiden tersebut terjadi karena pembakaran manusia secara spontan (SHC) dan menganggapnya sebagai peristiwa ilahi.
© Shutterstock
3 / 28 Fotos
Bangsawan Italia
- Pada tahun 1731, sebuah insiden terjadi yang melibatkan seorang bangsawan Italia yang diidentifikasikan sebagai korban SHC. Kejadian susulan pun lalu terjadi, seperti yang dialami seorang pria Inggris pada tahun 1744.
© Reuters
4 / 28 Fotos
Alkohol dalam campuran
- Konsumsi alkohol merupakan faktor identik dalam semua kasus tersebut, mendorong komunitas ilmiah untuk menyelaminya lebih lanjut.
© Shutterstock
5 / 28 Fotos
Hipotesa
- Suatu hipotesis diajukan dalam jurnal The Philosophical Transactions of the Royal Society of London, mengusulkan bahwa kombinasi gas, limbah usus, dan alkohol-lah yang menyebabkan fenomena pembakaran spontan pada individu-individu tersebut.
© Shutterstock
6 / 28 Fotos
'Bleak House'
- Novel 'Bleak House' karya Charles Dickens mencantumkan kasus pembakaran manusia secara spontan dalam ceritanya, yang mengukuhkan keyakinan masyarakat abad ke-19 terhadap fenomena ini.
© Shutterstock
7 / 28 Fotos
Analisa
- George Lewes, seorang filsuf dan kritikus sastra, menyatakan ketidakpuasannya terhadap 'Bleak House' dalam sebuah surat kabar, dengan mengatakan bahwa novel tersebut mendukung gagasan yang tidak mungkin secara ilmiah.
© Shutterstock
8 / 28 Fotos
Mary Reeser
- Pada tahun 1951, seorang janda berusia 67 tahun, Mary Reeser, dilaporkan meninggal akibat SHC di apartemennya di St. Petersburg, Florida.
© iStock
9 / 28 Fotos
Fokus media
- Kasus ini menarik perhatian media karena nihilnya bukti yang menciptakan atmosfer misteri.
© iStock
10 / 28 Fotos
FBI
- FBI menemukan bahwa kematian Mary Reeser tidak disebabkan oleh SHC, tetapi ini baru terungkap beberapa tahun kemudian.
© Getty Images
11 / 28 Fotos
Jack Angel
"
- Pada tahun 1974, seorang pedagang keliling bernama Jack Angel mengatakan bahwa dia terbakar secara spontan.
© Shutterstock
12 / 28 Fotos
Penyintas
- Dia menyatakan bahwa dia menemukan luka bakar di tangan, dada, dan kaki, dan area lainnya ketika terbangun.
© Shutterstock
13 / 28 Fotos
Salah?
- Seorang skeptis dan penyelidik fenomena paranormal bernama Joe Nickell dalam bukunya yang berjudul 'Real-Life X-Files: Investigating the Paranormal,' luka Angel disebabkan oleh air mendidih.
© Shutterstock
14 / 28 Fotos
Michael Faherty
- Pada tahun 2010, seorang pria berusia 76 tahun bernama Michael Faherty meninggal secara tragis dalam kebakaran di tempat tinggalnya di Galway, Irlandia. Kejadian ini menyerupai kasus-kasus sebelumnya yang diduga sebagai pembakaran manusia secara spontan.
© Shutterstock
15 / 28 Fotos
Kasus SHC terkonfirmasi di zaman modern
- Dr. Ciaran McLoughlin menentukan bahwa kematian Michael Faherty disebabkan oleh SHC.
© Shutterstock
16 / 28 Fotos
Detailnya
- Untuk mengkremasi tubuh manusia, diperlukan suhu sekitar 1400 sampai 1800°F (760 hingga 982°C).
© Shutterstock
17 / 28 Fotos
Bagaimana kremasi mengubah tubuh menjadi abu?
- Dalam kasus-kasus SHC, tubuh biasanya berubah menjadi abu, kecuali tangan dan kaki yang sering kali ditemukan tidak rusak.
© Shutterstock
18 / 28 Fotos
Lingkungan yang tidak berubah
- Bagaimana kasus pembakaran oleh SHC dapat dijelaskan ketika lingkungan di sekitar orang tersebut sering kali tidak terpengaruh?
© Shutterstock
19 / 28 Fotos
Klarifikasi
- Sebuah teori yang dikenal sebagai "wick effect" (efek sumbu) dapat menjelaskan pertanyaan ini.
© iStock
20 / 28 Fotos
Fenomena sumbu (Wick effect)
- Teori ini mengusulkan bahwa tubuh dapat mengonsumsi lemaknya sendiri hingga mencapai titik pembakaran total.
© iStock
21 / 28 Fotos
Bebas lemak
- Ini akan menjelaskan fenomena tubuh yang terbakar dalam waktu yang lama tetapi tangan dan kaki yang mengandung sedikit lemak tetap utuh. Teori sumbu mengusulkan bahwa bahkan sumber panas kecil, seperti abu rokok, dapat menembus kulit dan memulai pembakaran.
© iStock
22 / 28 Fotos
Studi dengan babi
- Dr. John de Haan dari Institut Kriminal California melakukan eksperimen dengan menggunakan jaringan babi karena mirip dengan jaringan manusia dalam hal kandungan lemak. Tujuannya adalah untuk memvalidasi teori sumbu.
© Shutterstock
23 / 28 Fotos
Ketosis
- Peneliti Brian J. Ford mengusulkan teori alternatif, mengaitkan tingginya kadar aseton yang terjadi selama ketosis sebagai kemungkinan penyebab SHC.
© iStock
24 / 28 Fotos
Kimia
- Tubuh menggunakan lemak (keton) sebagai bahan bakar saat kekurangan glukosa, yang menghasilkan aseton yang sangat mudah terbakar.
© iStock
25 / 28 Fotos
Bola petir
- Sebuah hipotesis lain mengusulkan bahwa bola petir dapat menjadi biang kerok yang menyebabkan manusia terbakar. Bola petir adalah kejadian misterius yang melibatkan bola petir yang melayang. Orang-orang biasanya mengklaim menyaksikan fenomena ini dalam jarak yang dekat dengan badai petir.
© iStock
26 / 28 Fotos
Sindrom Stevens-Johnson
- Sindrom Stevens-Johnson adalah reaksi alergi yang tidak umum, yang dapat menyebabkan timbulnya luka bakar dan melepuh. Akibatnya, sindrom ini telah disarankan sebagai kemungkinan penjelasan untuk SHC, meskipun tidak menyebabkan pembakaran manusia secara menyeluruh.
© iStock
27 / 28 Fotos
Bisakah seseorang tiba-tiba terbakar sendiri? Cari tahu di sini
Kebenaran tentang pembakaran tubuh manusia secara spontan
© Shutterstock
Pembakaran tubuh manusia secara spontan (SHC) mengacu pada pembakaran yang terjadi dalam tubuh manusia tanpa adanya sumber api eksternal. Catatan sejarah mencatat kasus orang-orang yang terbakar sampai mati tanpa penyebab jelas dan tanpa dampak yang dapat dikenali pada lingkungannya. Namun, apakah fenomena ini hasil dari ketakutan, pseudosains, ataukah kejadian nyata yang tak terbantahkan?
Klik terus dan telusurilah lebih lanjut untuk membentuk pendapat Anda sendiri.
RECOMMENDED FOR YOU




































MOST READ
- Last Hour
- Last Day
- Last Week
-
1
LIFESTYLE Perkembangan pribadi
-
2
MOVIES Film
-
3
CELEBRITY Scientology
-
4
-
5
LIFESTYLE Exercise
-
6
LIFESTYLE Olahraga
-
7
TRAVEL Wisata mewah
-
8
LIFESTYLE Dekorasi
-
9
LIFESTYLE Relik
-
10
LIFESTYLE Astrologi