© Shutterstock

Mereka tidak menghargai batasan-batasanmu -

Batasan-batasan pribadi haruslah dihormati. Jika keluarga kamu melangkahinya terlepas dari kamu bisa menerimanya ataupun tidak, maka itu bukanlah tanda yang baik. Batasan pribadimu harus dihormati setiap saat.

© Shutterstock

Mereka menindas -

Ada beberapa jenis perilaku menindas, dan tidak ada satu pun yang dapat diterima di dalam keluarga (ataupun di luar sekalipun). Tidak ada orang yang berhak menindasmu secara fisik maupun emosional, dan itu termasuk anggota keluargamu. 

© Shutterstock

Mereka mengutamakan kepentingannya duluan -

Mungkin kamu merasa bahwa kebutuhanmu tidak terpenuhi, dan semua hal cenderung berat sebelah. Ini mungkin sebuah tanda bahwa seorang anggota keluarga mengutamakan dirinya duluan dan tidak begitu mempertimbangkan atau peduli dengan kebutuhanmu. 

© Shutterstock

Mereka tidak menunjukkan ketertarikan pada hidupmu -

Hanya bertanya tentang kehidupan seseorang saja bisa menjadi tanda ketertarikan, tapi jika "Bagaimana kabarmu?" yang sederhana saja tidak ada, maka itu adalah tanda yang buruk. 

© Shutterstock

Mereka menelantarkanmu -

Ini cukup sering terjadi. Walaupun tidak selalu disengaja, tapi hal ini dapat meninggalkan luka emosional yang cukup serius saat terjadi pada seorang anak. Kamu mungkin tidak menyadarinya sampai kamu dewasa.

© Shutterstock

Keinginan dan kebutuhanmu tidak dihiraukan oleh mereka -

Mengabaikan keinginan dan kebutuhanmu, terutama saat kamu masih anak-anak dapat memiliki dampak yang signifikan dalam kehidupan dewasamu. Jika ini terjadi padamu di masa lalu, maka mungkin ada penyembuhan yang perlu dilakukan. 

© Shutterstock

Mereka tidak pernah menelepon atau mengirim pesan -

Jika keluargamu jarang berhubungan, mungkin bisa saja karena kalian kurang dekat, atau bisa jadi pertanda bahwa sebenarnya mereka tidak begitu peduli denganmu. 

© Shutterstock

Kamu tidak diundang ke acara keluarga -

Dari liburan hingga ulang tahun, jika kamu sering tidak diundang dalam acara keluarga, maka kemungkinan orang-orang tersebut tidak betul-betul ingin bersamamu. 

© Shutterstock

Mereka tidak hadir dalam momen-momen pentingmu -

Momen-momen penting dalam hidup dapat menjadi lebih berarti dengan adanya orang-orang yang kita sayangi. Tapi kalau anggota keluargamu sering bolos dalam acara ulang tahun, kelulusanmu, dan acara sejenisnya, maka itu bisa menjadi tanda buatmu.

© Shutterstock

Mereka sangat kritis terhadapmu -

Jika kamu selalu dikritik dalam apa pun yang kamu lakukan, maka orang yang melakukannya tidak layak untuk waktu dan kasih sayangmu. 

© Shutterstock

Mereka tidak mendukungmu -

Kamu memiliki impian dan ambisi, dan kamu menang dan kalah seperti orang pada umumnya. Hal yang tidak kamu perlukan adalah anggota keluarga yang menjatuhkan semangatmu. Pastinya kamu tidak perlu tambahan orang negatif di hidupmu lagi kan?

© Shutterstock

Mereka mencoba mengaturmu -

Orang tua biasanya agak suka mengatur. Kadar tertentu masih bisa diterima sampai tahap tertentu dalam hidup seseorang, tapi jika kamu sudah dewasa dan orang tuamu ingin mengatur setiap aspek hidupmu, maka itu cukup toxic.  

© Shutterstock

Mereka selalu menyalahkanmu -

Jika keluargamu suka menyalahkan satu sama lain, maka itulah tanda buatmu. Bertanggung jawab atas tindakan sendiri adalah perilaku individu yang dewasa dan waras, bukan malah menyalahkan orang lain. 

© Shutterstock

Mereka hanya mencarimu ketika perlu sesuatu darimu -

Ini klasik, kan? Anggota keluarga yang meneleponmu kalau ada perlunya saja. Orang-orang seperti ini biasanya egois dan jarang berkontribusi dalam hidupmu. 

© Shutterstock

Mereka meledekmu... karena iseng saja -

Menghina seseorang hanya untuk melawak dalam acara keluarga lebih sering terjadi daripada yang orang bayangkan. Namun itu adalah jenis penindasan dan tidak semestinya ditoleransi.

© Shutterstock

Mereka meng-gaslight kamu -

Gaslighting adalah sejenis manipulasi psikologis dengan cara membuatmu meragukan dirimu sendiri untuk mendapatkan keuntungan. Kadang kala hal ini tidak mudah terdeteksi, tapi jika seorang anggota keluarga mencoba meyakinkanmu bahwa kamu gila, maka perhatikan apa yang sebenarnya dia inginkan darimu.

© Shutterstock

Mereka mengabaikan perasaanmu -

Jika kamu tidak mendapatkan empati dari keluargamu atas apa pun yang sedang kamu alami dalam hidup, maka itu bukan suatu hubungan yang ingin kamu pertahankan. Jika seseorang mengabaikan perasaanmu dan menyuruhmu cepat insaf atau semacamnya, maka mereka mengabaikan perasaanmu.

© Shutterstock

Mereka tidak pernah punya waktu untukmu -

Ketika kamu menyukai sesuatu dan menginginkannya dalam hidupmu, kamu pasti mencari waktunya. Orang juga demikian. Jadi kalau seorang anggota keluarga tidak pernah ada waktu untukmu, biasanya itu berarti mereka tidak ingin meluangkan ruang untukmu di hidupnya. 

© Shutterstock

Mereka bersaing dengamu -

Kita bukan bicara persaingan sehat antar saudara. Yang kita maksud adalah persaingan sebenarnya. Ini bisa terjadi antara dua saudara kandung, tapi juga sering antara orang tua dan anak. 

© Shutterstock

Mereka tidak berbicara dalam bahasa cinta kamu -

Setiap orang memiliki bahasa cinta kasih, dan setidaknya anggota dekat keluargamu harusnya mengenalimu cukup dalam untuk mengerti bahasa cintamu.

© Shutterstock

Mereka tidak menerimamu apa adanya -

Jika keluargamu tidak menerima dirimu apa adanya, atau mereka tidak membiarkanmu menjadi diri aslimu sendiri, maka kamu tidak akan pernah merasa nyaman di sekitar mereka. Setiap orang itu unik, dan kamu seharusnya memiliki ruang untuk mengungkapkannya dalam keluargamu. 

© Shutterstock

Pendapatmu tidak penting -

Jika keluargamu tidak pernah mendengarkanmu dan tidak menghargai pendapatmu, maka kamu akan cenderung tertutup. Ini bukanlah kebiasaan yang bagus dan bukan dinamika family yang sehat pula. 

© Shutterstock

Kamu selalu salah -

Jika mereka mendengarkan pendapatmu tapi selalu tidak setuju denganmu, terkadang hanya untuk sekedar bertentangan saja, maka itu sama toxic-nya. 

© Shutterstock

Mereka meminta maaf dengan palsu -

Meminta maaf tanpa sungguh-sungguh bukan hanya merupakan penghinaan yang besar, tapi juga cara paten untuk mempertahankan hubungan yang rusak di dalam keluarga. Perhatikan yang satu ini. 

© Shutterstock

Mereka ingkar janji -

Ada kalanya merusak kepercayaan bisa menjadi hal yang tidak dapat diperbaiki. Jika seorang anggota keluarga (atau orang lain sekalipun) menjanjikan kamu sesuatu, kamu berhak untuk mengharapkan orang itu memenuhi janjinya. 

© Shutterstock

Mereka menyabotasemu -

Mereka bisa bertindak karena iri atau cemburu, atau mereka hanya tidak menyukaimu karena sesuatu. Keluarga itu harusnya menjadi tempat di mana kamu merasa didukung, bukan tempat di mana kamu harus waspada. 

© Shutterstock

Mereka membuatmu bersalah atas apa yang kamu butuhkan -

Membuatmu merasa seperti ada yang salah denganmu ataupun kebutuhanmu merupakan hal yang berdampak besar, dan itu dapat mempengaruhi hubunganmu dengan orang lain di luar keluargamu juga. 

© Shutterstock

Mereka meledekmu karena membicarakan kebutuhanmu -

Jika kamu bisa mengungkapkan kebutuhanmu dengan baik tapi mereka malah meledekmu karenanya, maka itu hanya cara lain untuk mengabaikan kebutuhanmu dan membuatmu merasa bahwa perasaanmu tidak penting. Mereka juga jelas sekali tidak terbuka untuk komunikasi yang sehat.

© Shutterstock

Kamu tidak pernah cukup baik -

Keluarga seharusnya menjadi landasan pendorong di mana kita dapat tumbuh subur di dalamnya, sebuah tempat aman di mana kita merasa dicintai dan didukung. Jika mereka membuatmu merasa tidak cukup baik, maka harga dirimu akan terpengaruh dan kamu akan merasa tidak memadai sepanjang hidupmu.

© Shutterstock

Mereka tidak mendukung pilihan hidupmu -

Tidak setuju dengan pilihan hidupmu itu berbeda dengan tidak mendukungnya. Keluargamu tidak harus menyukai apa yang kamu lakukan, tapi mereka seharusnya dapat mendukungmu tidak peduli apa pun pilihan yang kamu ambil demi kebaikanmu sendiri.

© Shutterstock

Kamu tidak merasa dicintai -

Intinya adalah: kamu seharusnya merasa dicintai oleh keluargamu. Jika tidak, tentu ada yang salah. Mengatasi masalah tersebut lebih awal akan menghemat biaya terapi yang mahal di kemudian hari. 

Sumber: (Coaching Online) (Up Journey) (A Conscious Rethink)

© Shutterstock